Bismillah…
Tak cukup hanya dengan kesungguhan hati meminta. Doa pun ada seninya.
Puji-pujian untuk-Nya dan Rasul-Nya adalah pendahulu dari segala
pintamu, kemudian, iringilah ia dengan kalimat ampunan dan pertaubatan,
lalu tutuplah dengan segala tumpukan harapanmu. Jangan lupa untuk
mensucikan tubuhmu, memperhatikan waktu doamu, dan tempat dimana engkau
berdoa. Jika masih belum berbalas, pakaikanlah makna “baik sangka”
kepada-Nya, karena buah kesabaran memang selalu indah.
Kalaupun di waktu berikutnya, baik sangka-mu itu mulai berkarat. Maka
yakinkanlah di dalam dirimu, bahwa masih banyak cela dan noda yang
melekat dalam hatimu. Ia menjadi penghalang terkabulnya doa-mu, sebab
kekotoranmu yang pernah terjadi dahulu, bisa jadi menjadi hambatan
naiknya doa-doa-mu menuju langit-Nya.
Hentikan sikap tergesa-gesa dalam meminta. Sebab sebagai insan
biasa-pun kita tak suka orang yang semena-mena dan asal menagih apa yang
mereka ingini, tiba-tiba hadir di hadapan kita. Apalagi ALLAH, Sang
Pemberi Hidayah. DIA sangat menyukai sesenggukanmu dalam meminta,
mencintai keterikatan hatimu bersama panjangnya kalimat doa-mu, bahkan
sering juga DIA menahan untuk tak mengabulkannya karena keinginan-Nya
untuk mendengar keluh kesahmu. kalau sudah begitu, apalagi yang kita
pertanyakan ?
Tanyakanlah pada lakumu, juga hatimu, sudahkah doamu tidak
tergesa-gesa, sudahkah pintamu terbersamai dengan ketundukan jiwamu
untuk merasa hina di hadapan-Nya, sudahkah senyummu atau juga mungkin
tangismu menggambarkan rasa harap yang membuncah untuk-Nya. Jika belum..
perbaikilah.. Periksalah laku yang kotor, jiwa yang kelam, dan
waktu-waktu-mu yang kosong tanpa kehadiran-Nya.
Semoga kesyukuranmu selalu berteman dengan panjangnya harapmu.
Salam hangat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar