Jilbab Mengurangi Resiko Kanker
Saat ini, jilbab bukan lagi fenomena kelompok sosial tertentu, tetapi
sudah menjadi fenomena seluruh lapisan masyarakat. Tidak sedikit jumlah
artis, eksekutif, dan publik figur lainnya menggemari dan
menggunakannya.
Beruntunglah Anda yang sudah mengenakan jilbab (veil), kerudung bagi
wanita muslim ini tak hanya menunjukkan kerendahan hati dan kesopanan,
tetapi juga melindungi Anda dari penyakit mematikan.
Jilbab yang dikenal dengan beberapa istilah, seperti chador (Iran),
pardeh (India dan Pakistan), milayat (Libya), abaya (Irak), charshaf
(Turki), hijab (Mesir, Sudan, dan Yaman), dapat memperkecil risiko
pemakainya terkena kanker tenggorokan dan hidung. Alasannya, jilbab
mampu menyaring sejumlah virus yang suka mampir ke saluran pernapasan
bagian atas.
Profesor Kamal Malaker asal Kanada, menyatakan wanita Arab Saudi –
yang sebagian besar menutup wajahnya secara penuh- jarang sekali
terserang virus Epstein barr, yang menyebabkan kanker nasofaring. Bisa
dikatakan jumlah penderita kanker jenis ini sangat rendah.
“Jilbab melindungi wanita dari infeksi saluran pernapasan bagian
atas, ” tulis Saudi Gazette, Jumat (19/3), mengutip pernyataan Malaker,
“Di Arab Saudi, jumlah wanita penderita kanker nasofaring sangat rendah
dibandingkan laki-laki,” lanjut Malaker.
“Kenyataan ini sungguh menarik, bagaimana pakaian adat yang begitu
sederhana memiliki pengaruh begitu besar pada kehidupan manusia,” ujar
Malaker, kepala bidang onkologi radiasi Rumah Sakit King Abdul Azis.
Kanker nasofaring merupakan kanker yang paling banyak diderita
masyakarakat untuk jenis kanker Telinga Hidung Tenggorokan (THT) Kepala
Leher (KL).
Tingginya angka penderita kanker nasofaring terutama akibat
keberadaan virus epstein barr yang hampir ada pada 90 persen masyarakat
di negara berkembang. Jika virus tersebut ‘terbangun’, maka dapat
terjadi mutasi sel yang berujung pada kanker nasofaring.
Nasofaring merupakan saluran yang terletak di belakang hidung, tepatnya di atas rongga mulut.
Gejala awal dari kanker nasofaring tersebut antara lain gejala pada
telinga yang ditandai dengan dengingan terus-menerus pada telinga.
Di samping itu, sering disertai gejala pada hidung seperti pilek
berkepanjangan yang disertai dengan darah, suara parau yang
berkepanjangan, sering mimisan dan nyeri saat menelan.
Kanker nasofaring merupakan penyakit kanker keempat yang paling banyak menyerang penderita kanker di Indonesia. (zrp/Reuters)
***
Sumber: Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar