Anak yatim adalah anak yang ditinggalkan mati ayahnya selagi ia belum
mencapai umur balig. Dalam Islam, anak yatim memiliki kedudukan
tersendiri. Mereka mendapat perhatian khusus dari Rasulullah saw. Ini
tiada lain demi untuk menjaga kelangsungan hidupnya agar jangan sampai
telantar hingga menjadi orang yang tidak bertanggung jawab.
Oleh karena itu, banyak sekali hadis yang menyatakan betapa mulianya
orang yang mau memelihara anak yatim atau menyantuninya. Sayang, anjuran
Beliau itu sampai kini belum begitu mendapat tanggapan yang positif
dari masyarakat. Hanya sebagian kecil saja umat Islam yang mau
memperhatikan anjuran itu. Hal ini semestinya tidak layak dilakukan umat
Islam yang inti ajarannya banyak menganjurkan saling tolong sesama umat
Islam dan bahkan selain umat Islam.
Ada beberapa cara berbuat baik kepada anak yatim:
1. Memberinya makan dan pakaian, serta menanggung kebutuhan-kebutuhan pokoknya.
2. Mengusap kepalanya serta menunjukkan kasih sayang kepadanya.
Tindakan ini akan mempunyai pengaruh besar terhadap kejiwaan anak yatim.
Ibnu Umar rodhiyallohu ‘anhu jika melihat anak yatim, beliau mengusap
kepalanya dan memberinya sesuatu.
3. Membiayai sekolahnya, sebagaimana seseoang ingin menyekolahkan anaknya.
4. Mendidiknya dengan ikhlas, sebagaimana keikhlasanya dalam mendidik anak kandungnya sendiri.
5. Jika ia melakukan perbuatan yang mengharuskan di beri hukuman maka bersikap lemah-lembut dalam mendidiknya.
6. Bertakwa kepada Alloh dalam mengelola harta anak yatim, jika anak
yatim itu mempunyai harta kekayaan. Jangan sampai hartanya di habiskan
karena menginginkan agar anak yatim itu kelak tidak meminta hartanya
kembali. Sebaliknya, hartanya harus di jaga, sehinga ketika ia telah
dewasa, harta tersebut dikembalikan kepadanya.
7. Mengembangkan harta anak yatim dan bersikap ikhlas di dalamnya, sehingga hartanya tidak habis oleh zakat.
(berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar